- PROSES KEMBALI KE NKRI
ü Dalam KMB dinyatakan bahwa RIS terdiri dari 7 (Tujuh) negara bagian dan 9 (Sembilan) daerah otonom.
ü Pembentukan negara federal RIS tetap dipandang sbg hasil politik kolonial Belanda untuk memecah belah persatuan bangsa Indonesia.
ü Presiden Soekarno menyampaikan naskah Piagam Pernyataan terbentuknya NKRI dlm sidang gabungan DPR & Senat RIS pada 15 Agustus 1950. Perubahan ini berlaku sejak 17 Agustus 1950, ketika RIS menjadi NKRI.
ü Berdasarkan UUDS 1950 NKRI menganut sistem demokrasi liberal, shg secara konkret RI menganut sistem kabinet parlementer.
ü Jadi, Presiden hanya berfungsi sbg Kepala Negara, sedangkan fungsi Kepala Pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri.
ü Para menteri & perdana menteri bertanggung jawab kepada parlemen (DPR).
ü Dalam pemerintahan liberal juga berlaku sistem multi partai.
- 1. Jatuh Bangun Pemerintahan Masa Demokrasi Liberal
- a. Kabinet Natsir (6 Sept 1950- 2 Mar 1951)
ü Merupakan Kabinet Koalisi (Gabungan) tapi mayoritas dari Masyumi.
ü Kabinet ini gagal mengembalikan Irian Barat ke NKRI shg masyarakat sipil & militer pesimis.
- b. Kabinet Sukiman (26 Apr 1951- Feb 1952)
ü Salah satu yg menonjol adlh Nasionalisasi de Javasche Bank pada 28 Mei 1951.
ü Kebijakan politik luar negeri saat itu condong ke AS shg RI mendapat bantuan di bidang ekonomi & militer.
ü Namun kurang mendapat kepercayaan masy, apalagi juga gagal menangani Irian Barat.
- c. Kabinet Wilopo (30 Mar 1952- 2 Juni 1953)
ü Wilopo (dari PNI) sbg Perdana Menteri (PM), sdgkan Prawoto Mangkusasmito (dari Masyumi)sbg Wakil PM.
ü Kedua partai tsb kurang harmonis, krn saling curiga, shg PNI mencari sekutu lain yaitu PKI & sejak 1953 juga menggandeng NU.
ü Program Kerja cabinet Wilopo : memilih anggota konstituante, DPR, DPRD, meningkatkan kemakmuran rakyat, membebaskan Irian Barat, serta politik LN yang bebas aktif.
ü Gagal menyelesaikan masalah perkebunan di Sumatera, dikenal Peristiwa Tanjung Morawa.
- d. Kabnet Ali I (31 Juli 1953 – 24 Juli 1955)
ü Memiliki keberhasilan, salah satunya : KAA di Bandung (18-24 Apr 1955).
ü Gagal dlm hubungan dgn militer terkait “Peristiwa 17 Oktober 1952” (Demontrasi masyarakat & TNI-AD utk membubarkan DPR yg ikut campur masalah angkatan bersenjata).
- e. Kabinet Burhanudin Harahap (12 Agust 1955 – 3 Maret 1956)
ü Burhanuddin H dari Masyumi.
ü Kabinet ini lazim dikenal sebagai “Politik Dagang Sapi” (Partai kecil dapat 2 kursi, padahal biasanya hanya 1 kursi).
ü Berhasil mengadakan Pemilu pertama 1955.
- f. Kabinet Ali Sostroamidjojo (24 Maret 1956 – Maret 1957)
ü Merupakan Kabinet Koalisi tiga partai besar (PNI, NU, & Masyumi)
ü Mendapat tentangan dari PSI dan PKI.
ü Bermasalah dengan semangat anti Cina di masyarakat & kekacauan di daerah.
- g. Kabinet Djuanda (Maret 1957 – Juli 1959)
ü Merupakan kabinet ekstra parlementer ( bukan dari kalangan parlementer).
ü Disebut juga Kabinet Kerja/Karya.
ü Kabinet terakhir di masa Demokrasi Liberal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar